Jarak demi jarak yang mereka tempuh terdapat doa tersendiri yang Pak Damar panjatkan tanpa henti agar pernikahannya ini selalu diberikan keberkahan. Banyak mimpi yang ingin Pak Damar wujudkan bersama dengan Kirana. Hanya saja, sekali lagi Pak Damar tidak akan memaksa. Kewajiban dirinya sendiri lebih utama baginya daripada harus menuntut Kirana untuk memenuhi haknya. Kirana bersedia bersamanya saja, Pak Damar sudah sangat bersyukur sekali. Beliau tidak ingin menjadi sosok yang serakah dengan memaksakan kehendak.
Sampai pada akhirnya, laju mobil yang yang Pak Damar kendarai tiba jua di kediamannya sendiri. Di depan salah satu rumah bercat putih besar tanpa pagar, cocok sekali dihuni oleh banyak anggota keluarga. Tidak salah bukan kalau Pak Damar bermimpi memiliki buah hati dengan Kirana?
