Di saat Pak Damar mampu untuk memarahi Kirana, beliau tetap sabar dengan memilih diam. Benar-benar diam yang membuat Kirana merasa bahwa dirinya tengah didiami. "Mas Damar?" Panggil Kirana lemah lembut seperti biasa. Berharap panggilannya bersambut seperti yang sudah-sudah. Hanya saja, beliau tetap diam tak ada itikad baik untuk menjawab. Kirana menelan ludah menahan tangis. Rasanya sakit saja, ketika orang yang biasanya paling terdepan membela dirinya malah mengabaikan dirinya seperti ini. "Mas Damar tolong jangan diami saya seperti ini," mohonnya dengan tatapan begitu lelah. Belum tuntas rasa khawatirnya pada Anggi, kini bertambah khawatir dengan keterdiaman sang suami. "Menurutmu, saya harus bersikap bagaimana lagi?" tatapan datar sarat akan kekecewaan nampak di matanya yang lela
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


