116. Berpulang

1625 Kata

Silvi masih menyediakan pangkuannya untuk Kirana agar gadis itu bisa beristirahat dengan tenang walaupu sering kali terbangun hanya untuk mengeluarkan isi perutnya yang sebenarnya sudah tidak ada apa-apanya. Kirana terus mengeluarkan air dan berakhir cairan pahit keruh yang membuat gadis itu meringis bukan main. Isi kepalanya masih dipenuhi dengan bagaimana keadaan ibunya. Karena Kirana akan sampai dalam beberapa jam lagi dan itu terasa lama sekali padahal Satria sudah mengupayakan cepat mengendarai mobil dengan mengutamakan keselamatan mereka semua. Kalau Satria sampai meleng atau hilang fokus sedikit saja, mereka semua bisa celaka. Sementara di tangan Anggi yang sebelah kiri masih menggenggam handphone bermerek. Dia ingin menghubungi kakaknya yang tak lain adalah Pak Damar, tapi Kira

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN