87. Mundur Perlahan

2125 Kata

Suasana hening yang tercipta membuat setiap mata maupun hati merenung dalam tubuhnya masing-masing. Ketika doa-doa dilantukan pelan, pujian serta salam dipanjatkan, kepala-kepala di ruangan itu tertunduk menikmati ketenangan iman yang mereka miliki. Semua orang pasti tahu bahwasannya menikah adalah ibadah seumur hidup. Dan dari yang tidak ingin, pasti lebih banyak yang ingin menikah di bumi Allah ini. Begitupun dengan acara yang tengah digelar begitu sederhana ini meskipun calon mempelainya masing-masing berasal dari keluarga berada. Di antara puluhan orang di sana yang tersenyum senang, lima orang yang terdiam dengan pikiran melanglang buana—jauh meninggalkan bumi. Pak Damar, Pak Ronggo, Bu Tari, Silvi dan juga Kirana. Mereka hanya diam dan terus diam, ketika ada yang tersenyum, merek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN