Leony langsung membawa Dina ke kamarnya yang luas dan mewah. Dina masih terlihat gugup dan lebih banyak menekurkan kepala. Dina merasa sangat canggung walaupun sebelumnya dia sudah sangat familiar dengan rumah itu. Di masa lalu, Dina mengajar di sana tiga kali dalam seminggu. Tapi sekarang dia merasa aneh tatkala menginjakkan kakinya di sana. Semua terasa asing bagi Dina dan membuatnya merasa tidak nyaman. Leony tersenyum dan menepuk pundak Dina pelan. "Bentar ya, Din ... aku ambilin minum dulu buat kamu!" tukas Leony. "Tidak perlu repot-repot," ucap Dina. "Aku nggak repot kok. Oh ya, kamu mau minum apa. Kopi atau lemon tea?" "Lemon tea saja," jawab Dina. "Tunggu sebentar ya. Kamu duduk saja dulu." Dina mengangguk. Leony keluar dari kamar itu. Meninggalkan Dina sendirian di san