Aku Akan Jadi Sahabatmu

1332 Kata

Dion terbangun karena cacing-cacing di perut yang memberontak. Lelaki itu terduduk dengan wajah sembab. Rambutnya kusut dan mencuat ke sana sini. Dion menguap lebar sambil merentangkan kedua tangan. Setelah itu dia menggaruk-garuk lehernya dengan mata yang masih sayu. Matanya pedih, belum bisa terbuka sempurna. "Sudah jam berapa ini?" suaranya serak. Dion menjangkau ponselnya di bawah bantal dan melihatnya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Dia tersenyum. Rasanya bahagia sekali karena bisa tidur selama itu. Terbangun tanpa beban adalah hal termanis yang Dion rasakan dewasa ini. Dia menyibak selimutnya, lalu menurunkan kaki ke lantai. Kaki itu tak sengaja menyentuh penutup mata yang semalam diberikan oleh Dina padanya. Dion membungkuk, mengambilnya, lalu memerhatikan benda itu dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN