Tak banyak obrolan antara Dion dan Leony. Suasana di antara mereka masih sangatlah canggung. Meskipun sebelumnya sudah menyiapkan berbagai amunisi berupa topik obrolan, tapi pada nyatanya lidah Leony seperti terkunci. Dia tak bisa banyak berkata-kata. Di sisi lain Dion pun banyak diam dan hanya memberi respon sekedarnya saja. Sikap Dion yang semakin berubah itu mendatangkan kecemasan yang semakin bertumpuk di hati Leony. Dia tak ingin suasana buruk itu terus berlanjut dan berakhir dengan sesuatu yang tidak diinginkan. Akhirnya Leony tersenyum, lalu menatap Dion. "Sepertinya kamu harus segera menyusul teman-teman kamu. Kamu janjian makan bareng mereka, kan?" tanya Leony. Dion mengernyit. "Tadi aku melihat rombongan teman-teman kamu masuk ke kafe di sana!" tunjuk Leony. "Setelah itu kamu