POV Darren Tanpa pikir panjang kuputuskan untuk menyusul Intan. Hans meminta dia yang menjadi sopir karena dia takut karena pikiran ku kalut, berbahaya untuk mengemudi. Aku menatap lurus ke jalanan, berharap cepat sampai di tempat tujuan Rumah Sakit. Perdebatan panjangku dengan mama membuat waktuku menyusul Intan menjadi terjeda lama. Kami tak bisa menyusul mereka, Intan dan model tampan itu. Hatiku kecut, jika ingat bagaimana ia memperhatikan istriku. Dasar laki-laki penggoda. Aku mengibas rambutku kebelakang dan memandang diri dalam pantulan kaca jendela. Masih gagah. Hans menoleh padaku sambil mengulum senyum. " Insecure ? " tanyanya. Aku menoleh lalu tersenyum miring. " Sama Adrian ? bocah ingusan itu ? " aku menggeleng pasti. Walau sebenarnya hatiku berkata ' iya sedikit '. Apa
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari