POV Intan Apa ia menyindirku ? ku usap wajahku ketika ia sudah beranjak menjauh. Tak ada yang tahu soal hubunganku dengan klien yang memikat hati itu. Ia masih terlihat atletis meski sudah punya dua anak. Para krue wanita memuji ketampanannya. " Hati hati mbak kalau ngomong, perusahaan kita dibayar mahal lo untuk projek ini " tegur Seno, asistenku. Ia tadi menghindar ketika mas Darren menghampiriku. Ia tak memberi kode ketika suamiku itu berdiri lama di belakangku. " Tapi nggak gini juga kali Sen, dia nggak tahu gimana capeknya kita kerja besok " ku tolehkan pandangan pada balkon villa tempat di depan kandang kuda. Ku lihat siluet empat orang sedang berbincang di dalam rumah dengan perapian yang menghangatkan badan sementara kami para krue harus melawan dinginnya suasana lereng gunung