POV Author " Sebentar Tasya, mbak mau ke toilet " ucap Intan lalu berlari kecil mendekati vila. Dalam ruangan kecil itu, ia tak menahan lagi desakan air matanya. Ia menarik nafas dalam dalam. " Profesional Intan ! ingat ayahmu butuh biaya pengobatan di rumah sakit " Intan menekan dadanya yang terasa sakit. Ia ingat apa yang harus ia lakukan saat mengalami galau, ia harus melihat wajah putrinya. Intan keluar dari toilet setelah membasuh wajahnya. Ia mendengar langkah kaki menuruni tangga. Ia tertegun sejenak, apa yang ia lihat saat ini mengingatkanya pada peristiwa pertama kali mereka bertemu. Rahang yang dikatup rapat dan tatapan dingin yang membekukan tulang. " Pagi pak Darren " sapa Intan sambil mengangguk hormat. Bagaimanapun, disini posisinya hanyalah pekerja dan Darren adalah pen