POV Darren Malam hari si cowok sok kecakepan itu datang dengan gaya santainya. Aku dan Dimas sedang menikmati kopi di teras. Ia datang membawa dua buah kantong kresek. Aku terpaksa menghubunginya atas saran Dimas. Malas sekali melihat wajahnya yang tersenyum sumringah. Aku tahu dia senang jika punya waktu berbincang dengan Intan. " Pa kabar mas ? " sapanya pada Dimas dan menyelami sepupu Intan itu. dia melirikku sebentar. " Hi bro ! " ia memberikan kepalan tangannya padaku. Aku tak bereaksi, wajahku tak menyunggingkan sedikitpun senyum berbeda dengan Dimas yang menyambutnya ramah. " Maaf Darren, kita di sini bukan untuk mendebatkan apapun tapi kita disini untuk Intan. Kamu jangan salah paham dulu dengan Hans. Dia tak ada maksud lain dalam menolong Intan dan Intan sendiri menganggap