POV Darren Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tangan, ingin menyembunyikan pelupuk mataku yang sudah berair dari mama. Aku tak kuat lagi menahan sendu yang memuncak di hatiku. Aku menangis dalam diam. " Sabar ya nak, sekarang ayo temui putrimu dan lafazkan Iqomah untuknya " pinta mama sambil mengusap kepala dan punggungku. Ingin aku lepaskan segala sesak di d**a di bahu mama tapi aku berusaha kuat karena istriku masih hidup. Ia hanya saja sedang berjuang dengan hidupnya yang menyimpan trauma begitu besar karena ulahku. Ku temui putri yang masih merah itu, suara tangisnya menggetarkan dadaku. Perawat menyerahkannya padaku sambil memandangku haru. Aku tak bisa lagi menahan air mata itu tidak jatuh, mereka semua pasti mengerti seperti suasana hatiku setelah mendapatkan kabar kalau