Zalma baru saja selesai membersihkan diri dari make up yang melekat. Ia duduk di pinggir jendela sambil memandangi dedaunan di depan kaca. Semua nampak temaram karena suasana memang sudah tengah malam. Dia sudah mengirim chat pada Crysler agar segera menghubunginya begitu sampai rumah. Ia tidak sabar untuk bercerita pada sahabatnya mengenai pertengkaran dengan Dantheo. ‘Bisa-bisanya dia mengamuk padaku seperti tadi! Ada apa dengannya! Semua hanya pura-pura! Kenapa diTsamarahnya seperti suamiku sungguhan? Astaga!’ ‘Dan Zenn …! Awas saja kamu kalau besok bertemu denganku! Akan kuhajar wajah bodohmu itu!’ Lalu, ada suara chat masuk. Ia kira itu adalah Crysler yang sudah sampai rumah. Cepat menyambar ponsel di depan jemari kaki, bersiap menelepon sahabat sejak sekolah dasar. ‘The hell!’