Uap hangat memenuhi kamar mandi, menari lembut di udara dan membungkus dinding kaca dengan embun tipis. Di tengah kabut tipis itu, berdirilah sosok lelaki yang seperti dipahat dari batu sejarah. Dia tersenyum angkuh, penuh misteri menggugah hasrat. Hanya sehelai handuk putih berkibar rendah di belakang pinggulnya, berpadu dengan d**a bidang yang basah dan berkilau, seolah cahaya lampu sengaja jatuh untuk membanggakan setiap garis ototnya. Air masih menetes dari ujung rambut yang gelap, merayap perlahan menuruni leher kuat, melewati tulang selangka yang tajam. Bulir bening turun ke d**a yang mengembang setiap kali ia menarik napas dalam. Perut yang rata dan berotot tampak bergerak pelan, mengikuti irama napas yang tenang namun berat. Sebuah ketenangan, mengandung daya tarik mematikan