Ch.02 Gugatan Cerai Ditolak

2547 Kata
Zalma memekik sangat kencang sementara Dantheo terdiam dan memandang lekat kertas bertuliskan Marriage Certificate di tangannya. “Ini pasti sebuah kesalahan! The f**k happened last night!” Zalma masih terus saja mengumpat dalam kepanikan. Dantheo menarik napas panjang, mengembus kasar, lalu berjalan cepat keluar kamar. Ia tidak menghiraukan teriakan wanita pirang di belakangnya. Saat membuka pintu, ia sedikit terhentak karena melihat ada beberapa lelaki lain di depan kamar tidurnya. Itu adalah para pengawal Nona Muda Yan. “Can someone explain to me what the f**k happened last night?” desisnya sambil menghisap rokok dalam-dalam. Meminta agar seseorang menjelaskan padanya apa yang terjadi semalam. Mata cokelat gelap Tuan Muda Lycenzo menatap tajam pada bodyguard kepercayaan. “Paman Gabriel, apa yang terjadi semalam?” Yang ditanya saling lirik dengan satu bodyguard lain di sebelahnya. Lalu, terdengar Zalma berteriak dari belakang. Wanita cantik bermata biru mengangkat tinggi kertas berwarna putih ke atas. “Paman Mahn! Kenapa aku bisa menikah dengannya!” Yang ditanya sama seperti yang tadi, saling lirik dengan bodyguard di sebelahnya. Iya, Dantheo bertanya pada Gabriel sementara Zalma beritanya pada Mahn. Ini adalah dua pengawal kepercayaan kedua anak mafia tersebut. Embusan asap putih mengembus dari bibir sang pemuda dan ia sekali lagi bertanya. “Aku sungguh menikah dengannya semalam?” Gabriel memberi ekspresi tidak yakin, lalu menjawab penuh keraguan pula. “Well … uhm … jadi, semua bermula dari saat Tuan dan Nona meninggalkan The Markee. Waktu itu, Anda berdua cukup mabuk.” “Kalian berbicara meracau sebelum kemudian Tuan Dantheo memberi perintah kepada saya untuk menghubungi Tuan Christopher Liu dan persiapkan jet pribadi untuk ke Las Vegas.” Dantheo terbelalak, lalu bertanya dengan terengah. “Chris? Aku menyuruhmu memanggil Chris? Aku minta ke Vegas? Are you f*****g kidding me?” “Maaf, tapi Tuan memang berkata pada Gabriel agar memanggil Tuan Christopher dan berangkat ke Vegas. Kalian bilang akan menikah di Vegas,” sahut Mahn mendukung pernyataan rekan pengawalnya dari klan yang berbeda. Dantheo mengacak-acak rambutnya yang cokelat kehitaman ikal tebal. “f**k! Kenapa aku bisa segila ini!” Lalu, ia mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang. “Chris! The f**k happened last night!” Sekarang, ia menelepon lelaki yang bernama Christopher Liu tersebut, —saudara angkatnya. Memang jika para Tuan Muda Lycenzo ada sesuatu, selalu dia yang dituju. Di ujung sambungan terdengar suara menguap mengantuk. “Kamu dan Zalma semalam mabuk. Kamu mengoceh tentang bagaimana Mommy Anya memarahimu akibat terus bermain wanita.” “Zalma mengoceh pula tentang ditinggal bertunangan oleh mantan tunangannya. f*****g storm … storm … apalah itu namanya, aku lupa!” jelas Christopher terkekeh. Dantheo melirik pada Zalma yang masih memandanginya mendelik. Dia tidak memperlihatkan reaksi apa pun saat Christopher mengatakan Zalma baru saja ditinggal mantan tunangan bertunangan dengan wanita lain. “Tiba-tiba kalian terbahak sendiri dan ingin menikah. Paling tidak, itu yang kudengar dari Paman Gabriel dan Paman Mahn. Kamu menyuruhku datang dan kita bertemu di bandara.” Dantheo mengembus kasar, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku, hah?” “Aku sudah mencobanya. Tapi kamu dan Zalma terus mengacungkan pistol dengan sangat menyeramkan semalam kalau ada yang berusaha mencegah kalian menikah. Daripada bodyguard mati sia-sia, lebih baik aku turuti saja mau kalian.” Christopher tertawa setengah geli, setengah kesal. “Jadi, yeah, kita ke Las Vegas semalam. Dan karena di sana biro surat pernikahan serta chapel buka 24 jam, maka aku mengurus semuanya dengan sangat cepat, bayar sana sini, dan … well, kita kembali dengan surat resmi pernikahan di tangan kalian masing-masing.” Asal kalian tahu, Las Vegas di Amerika memang memiliki wisata tersendiri selain sebagai surga perjudian. Dia juga memiliki wisata pernikahan dunia. Di Las Vegas adalah tempat di mana dua orang bisa menikah dengan sangat cepat tanpa syarat berbelit. Banyak artis Hollywood melangsungkan pernikahan secara kilat di sana setelah bersenang-senang semalaman di berbagai klub atau tempat hiburan lainnya. Dan ternyata Zalma serta Dantheo tak jauh berbeda dengan mereka yang ingin mengikat cinta secara kilat. Meski semalam jelas mereka mabuk dan tidak didasari cinta. Lalu, apa yang membuat mereka segera ingin menikah saat itu? Christopher lanjut berucap, “Kamu ingin menikah supaya Mommy Anya berhenti mengamuk setiap detiknya. Zalma ingin menikah supaya bisa melupakan f*****g Storm-Storm siapa itulah aku lupa namanya!” kekeh pemuda tampan bermata sipit kembali menguap. “Lihat saja jari manismu pasti sudah ada cincin emas imitasi di sana.” Dantheo segera mengangkat tangan, melihat ke jari manis, dan makin jengah sendiri. “Aaah ... f**k!” gelengnya. Zalma mengikuti gerakan suaminya. “My God! Aku memakai cincin kawin! This is f*****g crazy!” Ia cepat melepasnya dan melempar pada Mahn. “Ambil saja cincin ini, Paman! Berikan pada gadis panti pijat kesayanganmu!” engahnya. Dantheo menghisap rokoknya dalam-dalam. Sambil mengembus asap putih, ia bertanya serius, “Apa yang harus kulakukan sekarang, Chris?” “Ya, kalau kamu mau terus menikah, menikahlah dengan Zalma Yan! Itu akan membuatku lebih mudah mendapatkan adik perempuannya!” gelak Christopherterpingkal sendiri. “Aku serius, you f**k!” desis Dantheo benar-benar tidak dalam mood bergurau. Christopher terkekeh, “Ya, sudah. Panggil pengacara saja untuk mengurus surat perceraianmu dengan Zalma. Apa dia juga mau bercerai?” Dantheo menoleh, menatap wajah Zalma yang sangat cantik meski masih baru bangun tidur. Ia bertanya resah, “Kamu mau bercerai juga, ‘kan?” “Tentu saja! Apa kamu gila? Tentu saja aku mau bercerai darimu! Kita menikah di saat mabuk! Ini adalah hal terburuk dalam hidupku!” Dantheo kembali pada Christopher di telepon. “Yeah, dia juga mau bercerai. Jadi, serahkan saja semua pada pengacara, right?” Christopherterkekeh lagi, “Hmm, kurasa begitu. Dan kurasa sebaiknya kamu memberitahu orang tuamu. Karena orang tua Zalma sudah dalam perjalanan menuju kemari.” Mata cokelat Dantheo kembali menoleh pada Zalma. “Orang tuamu hendak kemari? Untuk apa?” Zalma menoleh pada Mahn. “Mommy meneleponku tadi dan mengatakan mau kemari. Untuk apa?” Mahn menggaruk kepalanya sendiri, lalu menjawab, “Uhm … saya … uhm … saya melapor pada Tuan Mikhail kalau Nona sudah menikah dengan Tuan Dantheo.” *** Berselang dua hari kemudian, Zalma dan Dantheo sudah ada di depan meja hakim khusus kasus perceraian. Mereka didampingi kedua pengacara masing-masing. Terlihat ada empat orang duduk berdampingan di kursi pengunjung. Mereka adalah Tuan Besar Yan dan Tuan Besar Lycenzo –ayah dari kedua mempelai- bersama istri mereka masing-masing. Setelah membaca surat pengajuan cerai yang dibuat oleh kedua pengacara, terdengarlah putusan hakim dengan lantang. “Pengajuan cerai kalian ditolak!” “APAAA!” Zalma memekik kencang. Sementara itu sang suami justru terlihat diam dan hanya memandangi hakim dengan sorot menyeramkan. Keningnya mengerut seolah menunggu penjelasan. Hakim terkekeh santai. “Anak jaman sekarang cenderung mempermainkan pernikahan. Mereka menikah dan cerai sesuka hati, tidak melihat betapa sakralnya pernikahan itu sendiri.” “Mereka tidak saling mengenal, dan menikah dalam keadaan mabuk, Yang Mulia,” sela pengacara Dantheo. Baru kali ini dia melihat ada permohonan cerai yang ditolak, padahal alasannya sangat masuk akal. Lelaki tua berkacamata tebal dengan menggunakan jubah hitam terkekeh lirih sekali lagi. “Apa pun alasanmu, pengacara yang terhormat, aku tetap menolak pengajuan cerai ini. Aku putuskan kalian harus tetap bersama, tinggal di atap yang sama, selama satu tahun ke depan.” “Kalian berdua juga diwajibkan mendatangi marriage consultan setiap dua minggu sekali, atau dua kali sebulan. Kalian akan belajar apa itu makna pernikahan, dan kalian akan mulai bisa mengembangkan perasaan cinta kepada satu sama lain!” Zalma mendengkus terengah, “Ini gila! Ini sungguh gila! Aku hanya mabuk berat satu kali ini dan tiba-tiba sudah menjadi istri orang? f**k!” Dantheo tidak banyak bicara. Ia hanya berbisik pada pengacaranya. “Fix this or I’ll blew your head!” Berkata dengan dingin dan seram agar sang pengacara menyelesaikan masalah perceraian ini atau dia akan meledakkan kepala sang praktisi hukum. “T-tapi, Tu-Tuan?” engah pengacara tersebut sontak melonggarkan ikatan dasi karena sulit bernapas setelah mendengar ancaman Dantheo. Stevan Lycenzo -ayah Dantheo- berbisik pada Gabriel sang bodyguard. “Cari tahu siapa hakim itu dan ledakkan mobilnya kalau dia tidak mau menceraikan Dantheo dan Zalma!” Mendengar itu, Mommy Anya alias ibunya Dantheo mendelik dan memekik tertahan. “Hot Stuff! Apa-apaan! Jangan ledakkan mobil hakimnya!” Sementara itu, di kursi sebelah tidak jauh berbeda. Mikhail Yan -ayah Zalma- melakukan hal yang kurang lebih sama. Ia berbisik pada bodyguard-nya. “Mahn, aku mau hakim itu ditangkap. Setrum dan cabuti kukunya sampai dia mau memutuskan cerai untuk Zalma!” Dan seorang wanita di samping yang merupakan ibu dari Zalma berbisik marah. “Honey! Kamu ini bicara apa? Jangan culik hakimnya!” Yah, namanya saja putra dan putri mafia paling kejam di dunia. Wajar jika ayah mereka menginginkan masalah diselesaikan dalam waktu sesingkat mungkin. Hakim tidak peduli, dia justru kembali berucap dengan lantang. “Keputusan tambahan!” “Kalian boleh bercerai sebelum satu tahun hanya dengan tiga syarat!” seru hakim lebih kencang lagi, menjelaskan keputusannya. “Dengarkan baik-baik!” “Satu! Apabila terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Di mana hal tersebut bisa dibuktikan dalam persidangan!” “Dua! Apabila salah satu pasangan berselingkuh dan tidur dengan orang lain! Ingat, ya, tidur dengan orang lain! Kalau hanya sekadar berpelukan, aku tidak menganggapnya berselingkuh!” “Dan tiga! Bila salah satu dari kalian meninggal dunia!” Saat hakim mengucap syarat ketiga, pandangan Zalma dan Dantheo saling menyorot dengan aura seolah ingin menghabisi nyawa satu sama lain agar terbebas dari pernikahan super konyol ini. Lalu, terdengar suara hakim mengatakan keputusan terakhir yang makin membuat seisi ruangan bak dihantam palu godam. “Dari yang aku lihat, kalian berdua menikah tanpa memiliki perjanjian pra nikah.” “Jadi, apabila salah satu melakukan kesalahan seperti yang sudah kuucap tadi hingga mengakibatkan perceraian, hartanya jatuh kepada pasangan yang diceraikan.” “Contoh, Tuan Dantheo tidur dengan wanita lain dan tertangkap basah oleh Nyonya Zalma. Kemudian, Nyonya Zalma mengajukan perceraian. Maka, seluruh harta benda atas nama Tuan Dantheo akan diberikan pada Nyonya Zalma. Begitu pula sebaliknya.” Sang hakim menyeringai, bahkan tertawa pelan saat mengucap, “Dari apa yang aku lihat serta ketahui, nama Yan adalah orang terkaya di Eropa.” “Sedangkan nama Lycenzo adalah orang terkaya di Los Angeles, salah satu yang terkaya pula di Amerika. Aku yakin harta yang berpindah jika terjadi perceraian akan menjadi sesuatu yang menarik!” “Salah satu dari kalian pasti akan kehilangan harta yang sangat banyak!” Lalu, ia menatap pada semua yang ada di ruang sidang dan mengetuk palunya sebanyak tiga kali. “PENGADILAN SELESAI! KASUS BERIKUTNYA!” Mikhail dan Stevan, kedua ayah reflek cepat berdiri dan ingin berlari ke depan, lalu mencekik hakim pemberani tersebut! Kalau sudah berbicara soal harta, mereka menjadi sangat sensitif! Akan tetapi, kedua istri mereka sontak melarangnya! *** Zalma dan Dantheo beserta dua orang tua mereka berdiri di lorong gedung pengadilan, tepat di luar ruang sidang. Mereka semua berbicara dengan emosi dan kebingungan. Akan tetapi, kemudian Anya Lycenzo -ibu Dantheo- menarik lengan Vivan Yan -ibu Zalma- dan mereka berbicara sendiri, agak menjauh dari para suami yang nampak sangat emosional. “Vivan, keluarga kita sudah cukup saling mengenal selama beberapa tahun belakangan ini. Bagaimana menurutmu kalau kita biarkan saja mereka menikah?” usul Anya dengan tersenyum lirih. Nyonya Besar Yan mengerutkan kening. “Tapi, mereka tidak saling mencintai. Bagaimana bisa mereka menikah?” “Aku dan Stevan juga dulu tidak saling mencintai. Kami dijodohkan, dan bahkan di awal saling membenci satu sama lain. Tapi, kamu lihat sekarang aku dan Stevan tetap menjadi suami istri dan saling mencintai dengan teramat sangat.” Anya lanjut berkata, “Aku sudah menyuruh Dantheo menikah sejak tahun lalu karena dia terus menerus bermain wanita. Aku sungguh takut tiba-tiba ada yang datang dan mengaku sedang mengandung anaknya.” “Lalu, berdasar informasi dari Christopher kini Zalma pun tengah berjuang untuk melupakan mantan tunangannya yang sudah menikahi wanita lain. Apakah itu benar?” Vivan mengangguk dengan tatap sendu, “Ya, itu benar. Zalma sedang patah hati berat saat ini. Itulah mengapa kemarin malam dia sangat mabuk.” Anya merengkuh dua lengan besannya denagn lembut, tetapi tegas. “Nah, mereka sama-sama butuh untuk menikah agar memiliki kehidupan yang lebih baik! Aku tidak bisa membayangkan calon istri yang lebih baik bagi Dantheo selain Zalma! Aku yakin mereka pasti bisa seperti aku dan Stevan.” Ibunda Zalma tak segera menjawab. Ia berpikir sejenak sambil beberapa kali menoleh ke belakang. Ingatan tentang bagaimana hancurnya sang putri saat ditinggal pergi tunangannya kembali menyeruak dan membuat d**a sesak. Ia kembali menatap pada Anya, dan akhirnya mengangguk. “Aku setuju. Mari kita buat mereka tetap menikah sampai satu tahun ke depan!” *** Dua Nyonya Besar mendatangi orang-orang yang sedang berbicara dengan urat emosi masing-masing. Terdengar dua ayah saling menyalahkan satu sama lain. Entah apalagi yang diperdebatkan oleh Mikhail dan Stevan. Sementara pasangan yang baru menikah hanya berdiri di samping ayah mereka masing-masing dan menatap jengah. “Kami berdua sudah memutuskan!” seru Anya cukup kencang hingga membuat semua menoleh padanya. “Aku dan Vivan sudah membuat keputusan!” Empat orang plus dua pengacara langsung menyorot pada Nyonya Besar Lycenzo. Mereka menanti apa keputusan yang dimaksud. Setelah menarik napas panjang, Anya berkata, “Aku dan Vivan sudah sepakat bahwa Zalma dan Dantheo akan tetap menikah seperti perintah hakim selama satu tahun ke depan!” “APAAAA!” Empat orang memekik tak percaya. “Lion Cub! Ada apa denganmu! Mereka tidak saling mencintai! Dan hakim sudah bilang kalau ada yang menyebabkan perceraian lebih dulu, dia harus menyerahkan hartanya! Bagaimana bila anak kita yang kehilangan harta!” erang Stevan Lycenzo sambil menggeleng. Mikhail Yan pun mengangguk, “Aku juga tidak mau Zalma kehilangan hartanya. Dia memiliki banyak properti di berbagai belahan dunia dan juga dia memiliki banyak anak perusahaan Yan Corporation. Tidak mungkin aku serahkan itu pada kalian!” “Aku juga tidak mau menerima hartamu! Apa kamu tidak dengar kata hakim, hah? Aku adalah salah satu orang terkaya di Amerika!” desis Stevan memandang besannya dengan tajam. “Aku justru takut kamu menyuruh anakmu menjebak Dantheo agar mendapat hartaku!” Wajah Mikhail sontak merah padam. “The f**k you mean, you f*****g s**t! Aku orang terkaya di Eropa! Aku tidak butuh secuil hartamu! Aku bisa membeli seluruh perusahaanmu kalau aku mau!” “Akan kupastikan kamu mati sebelum bisa mengambil hartaku, f*****g asshole!” maki Stevan membalas. Dua ayah mafia mulai bersiap untuk adu jotos jika saja para bodyguard dan kedua anak mereka tidak segera melerai. Semua ini gara-gara hakim tua yang cari perkara, sudahlah! Anya dan Vivan saling lirik, menggeleng kesal, lalu berteriak sangat kencang. “DIAAAAAM!” Vivan lanjut bersuara kencang, “Pokoknya Zalma dan Dantheo harus tetap menikah! Kalau tidak ada yang mau jadi penyebab perceraian, ya, berarti kalian harus memperlakukan satu sama lain dengan baik!” “Pumpkin, come on! Pernikahan ini harus dibatalkan! Aku akan mendatangi hakim agung untuk meminta tolong dan mem—” “Tidak, Honey!” potong Vivan pada suaminya. “Pernikahan ini tidak boleh batal! Zalma, kamu harus segera mengepak pakaian serta barang-barang pentingmu dan pindah ke rumah Dantheo!” Lalu, Anya menyambung ucapan besannya. “Dantheo, kamu juga harus segera membantu Zalma untuk menempati kamar tidur kalian. Bukankah kata hakim kalian harus tinggal di atap yang sama? Itu berarti kalian juga harus tidur di kamar yang sama!” Anya kemudian terkikik dan saling lirik dengan Vivan saat mengatakan …. “Kami para Mommy akan membuat kamar honeymoon yang sangat nyaman dan romantis untuk kalian!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN