Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Zalma masih memunggungi Dantheo. Pertanyaan suaminya membuat kening mengernyit. “Beli cincin kawin?” “Hmm.” “Untuk apa?” “Untuk dipakai.” Princess menarik napas panjang. “Sudah tahu untuk dipakai, memangnya untuk dimakan?” Lalu, ia berbalik hingga saling berhadapan dengan Dantheo. Mata tidak bisa ditahan untuk tidak sekilas melirik ke area bawah pusar. ‘Ih, dia masih saja hanya menggunakan boxer!’ gerutunya dalam hati sambil cepat mengalihkan pandang ke wajah tampan yang sedang melihat balik padanya. “Kalau Alex bertemu lagi denganmu untuk membahas bisnis, dan dia tidak melihat cincin kawin di tanganmu, alasan apa yang kamu beri?” tanya Dantheo bersama suara dingin dan datarnya. Zalma terdiam, berpikir sambil menarik selimut dari ujung kaki sang suami hingga ke pinggang. “Kamu m

