Sesi terapi pernikahan bagi Dhanteo dan Zalma selalu menjadi sesuatu yang menarik. Ada hal-hal baru sekaligus memacu adrenalin ketika keduanya duduk di depan meja Georgia sang psikolog. Sebelum ini mereka diminta untuk membicarakan hal-hal apa saja yang dirasa menjadi daya tarik serta kelebihan satu sama lain. Sekarang, mereka duduk untuk membicarakan apa yang dirasa menjadi kekurangan, serta harapan apa yang diinginkan terhadap satu sama lain. “Harus, ya, kamu membawa-bawa masalah ini di sini?” engah Zalma melotot, teramat kesal. Suaminya tahu sedang dipelototi, tetapi tidak balik melotot. Sebaliknya, Dhanteo terus menatap lurus ke depan, ke arah terapis mereka. Pria itu … cuek. Hanya berkata pada sang istri, “Well, this is a therapy session isn’t it?” Bahwa ini adalah sesi terapi, b