“Pak Roby ada?” tanya Ashel kepada satpam yang menghampirinya di gerbang.
“Ada, Non. Mau ketemu?” satpam membungkukkan badan untuk mensejajarkan pandangan dengan perempuan yang diajak bicara di dalam mobil.
“Iya. Saya Mahasiswinya.”
“Silakan, Non!” Satpam membukakan pintu gerbang.
Ashel memasuki halaman rumah yang luas. Ia nekat mendatangi rumah Pak Roby setelah berpikir hampir setengah jam di taksi. Menemui dosennya itu bukanlah hal mudah baginya. Perlu nyali besar dan susunan kalimat yang manis untuk bisa mengambil mood baik pria tengah baya itu, sehingga Ashel harus membuang separuh waktunya hanya untuk memikirkan kata-kata sebijak mungkin.
Tentunya sulit baginya bicara empat mata dengan Pak Roby di kampus. Mungkin satu-satunya jalan adalah menjumpainya di rumah. Karena s
