Ashel menegakkan punggung saat mobil menuju jalan ke arah pulang ke rumah Fariz. “Mas, ini kenapa kamu bawa aku ke sini?” wajah Ashel menegang. Dia tidak ingin pulang ke rumah Fariz. “Iya, bentar. Mama kangen sama kamu, Mama pengen banget ketemu kamu. Temuin Mama! Oke, cantik?” Fariz menyentil dagu Ashel dengan telunjuk jarinya, tatapan matanya aduhai menawan. Bagaimana bisa Ahsel menolak jika sudah ditatap begitu. Mobil berhenti di halaman rumah. Mereka disambut riang oleh Fatma begitu masuk ke rumah. Perempuan tengah baya itu langsung mengajak Ashel makan. Dan Ashel menyetujui karena memang ia belum kenyang saat makan di restoran tadi. Fariz juga ikut makan. Usai makan, Fatma mengajak Ashel duduk di ruang santai dan mengobrol. Betapa besar perhatian Fatma yang tercurah han

