Adit sedang sibuk memainkan ponselnya sambil berbaring di kasur Zen. Beberapa kali cowok itu melirik ke arah Zen yang sudah terlihat seperti Majnun sedang menatap bulan untuk menuliskan sederet kata-kata indah karena merindukan Layla. Adit mengembuskan napas kasar lalu memutuskan untuk merubah posisi menjadi duduk. Sekarang dia benar-benar merasa kesal dengan sikap Zen yang menjadi begitu kejam dengan Ran karena tega sekali mendiamkan, memutuskan komunikasi, bahkan mengembalikan hadiah pemberian Ran--yang terakhir baru saja dia dapatkan info dari Lea. "Zen! Lo liatin jendela mulu, lagi mandangin bulan, kah?" Adit melempar gumpalan kertas yang tidak jauh darinya. "Sudah kayak majnun, mending lo pergi temuin Ran terus bilang 'Ran, gue cinta sama lo. Sampai mau mati rasanya.' Gampang, 'kan?