"Morning, Adri!" sapa Afi saat Adri baru saja keluar dari lift. Afi ini resepsionisnya lantai direksi. Jika ingin berhubungan dengan para direktur jajaran direksi, Afi lah yang akan mengontak para sekretaris bos-bos besar tersebut. Adri mengangguk lemah. "Hai, Fi, pagi juga," jawabnya lesu. Afi menatap Adri bingung. "Kenapa lo, Dri? Ada masalah? Muka lo butek banget!" tanya Afi khawatir. Adri menggeleng, lagi-lagi dengan lemah. Afi akhirnya memilih diam karena menurutnya Adri memang tidak ingin bercerita padanya. Lagipula mereka juga tidak terlalu dekat dalam artian suka curhat bareng. Adri berjalan dengan langkah malas menuju meja kerjanya. Dilayangkannya tatapan tajam pada pintu ruangan Rully. Jika tatapan bisa menghancurkan, sudah sejak tadi pintu itu hancur akibat tatapan A

