Bab 27. Neraka Kedua

1173 Kata

“Lepaskan! Lepaskan aku!” ucap Kanaya sedikit berteriak. “Jangan berteriak! Atau nanti semua orang akan bangun!” bentak Dilan sambil memegang leher Kanaya dengan erat. “Kau pikir siapa yang akan mereka percaya kalau mereka melihat ini semua? Apa kamu pikir mereka akan memihakmu?” Lanjut Dilan tepat di telinga Kanaya. Aroma alkohol langsung menyeruak memenuhi rongga hidung Kanaya. Aroma yang sangat menyengat dan membuat kepala Kanaya menjadi pusing. Kanaya menangis mendengar apa yang dikatakan adik iparnya. Menangis karena apa yang dikatakan Dilan itu benar. Keluarga ini tidak menyukainya, jadi pasti tidak akan ada yang percaya kepadanya, meski dirinya mengatakan yang sebenarnya. Melihat buruannya melemah dan mulai menurut padanya, Dilan menjadi senang. Dia tersenyum dan mulai mengendu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN