Tangan mungil Arletha dengan telaten memoles permukaan bibir yang merupakan bagian pamungkas dari ritual makeup simpelnya. Sapuan lipstik warna coral, menutup area yang katanya menjadi bagian favorit River. Bagian wajahnya yang selalu bengkak jika dicium oleh pria itu, namun Arletha juga menyukainya. “Oke, beres. Kayaknya Mas River sudah datang.” Baru saja selesai menggumam dan mengambil tas di atas tempat tidur, terdengar sebuah ketukan pintu. Arletha pun bergegas karena yakin yang sedang mengetuk pintunya adalah nenek atau juga asisten rumah tangganya. “Tunggu sebentar!” Tangan Arletha menarik pintu kamarnya untuk membuknya. Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat sosok River yang berdiri di hadapannya. “Mas?” River mengusap tengkuknya karena malu. “Oma kamu yang minta aku ke s