Regan berhenti sejenak di ambang pintu, masih memegang nampan kecil yang ia siapkan. Uap dari cangkir teh herbal perlahan memudar di udara. Ia menatap Alora, yang duduk di ujung ranjang dengan pandangan kosong mengarah ke lantai. “Apa … aku berhenti aja jadi dokter?” Kalimat itu tak terdengar seperti pertanyaan. Lebih seperti bisikan hati yang akhirnya lolos dari batas logika. Regan mendekat perlahan, meletakkan semuanya di atas nakas sebelum duduk di samping istrinya. Tangannya bergerak pelan, mengambil tangan Alora dan menggenggamnya tanpa kata. “Apa alasannya?” tanyanya lembut. Alora menunduk, pandangannya kosong. Jika ditanya alasan, dia sendiri tidak tahu pasti. Bahkan, dia tidak sadar saat tiba-tiba mengatakan ingin berhenti menjadi dokter, padahal profesi itu sudah ia dambakan
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari