Sidang Kacau - Lula dipanggil

1547 Kata

Semua orang menatapnya. Lula bisa merasakannya, bahkan saat ia hanya menunduk dan berusaha mengatur napas. Seolah udara di ruang sidang mendadak menghilang. Tubuhnya kaku. Punggungnya dingin. "Itu anak saya." Suara Tomi Sutomo masih menggema di telinganya, padahal pria itu sudah kembali duduk. Lula tidak berani menengadah. Ia tidak perlu melihat untuk tahu semua mata tertuju padanya, penuh tuduhan, emosi, serta tatapan jijik. Anak Tomi Sutomo. "APA?!" seruan Galih menggema seperti tembakan. Kenan di sampingnya juga sontak menoleh. Sorot matanya bukan hanya terkejut, tapi juga dipenuhi luka — tertipu, tertampar, dan dihancurkan sekaligus. Lula mematung di tempat duduknya. Wajahnya pucat, tubuhnya bergetar hebat. Seluruh hadirin membelalak. Dalam hitungan detik, suasana berubah jadi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN