Seakan tidak ada lagi hari esok, Archio terus-terusan menggempur Venus tanpa ampun.
Usianya sudah tidak lagi muda dan dia harus segera memiliki keturunan dari wanita yang dicintainya.
Tapi bukan hanya itu, Archio juga memang menikmati momen bercinta dengan gelora hasrat yang besar tanpa mengkhawatirkan apapun.
Sudah lama dari terakhir kali dia merasakannya saat hubungannya dengan Wulan masih sempurna dan meski dia pernah bercinta dengan Venus—ketika itu Venus belum berstatus istrinya, Archio tidak merasakan kepuasan yang dia dapat seperti sekarang ini.
Jadi, Archio tidak menahan-nahan.
Dia membuat Venus kelelahan hingga pagi demi melayani hasratnya yang besar sampai suara Venus serak dan wajahnya pucat.
Istri barunya Archio itu hanya bisa pasrah terlentang saat Archio menghentaknya
