Namira terus menundukan kepala karena tatapan Rivan begitu tajam terhunus padanya saat sedang bicara memimpin briefing. Namira menjadi yang pertama keluar dari lingkaran saat Rivan mengakhiri briefing. “Namira! Buatkan saya kopi,” kata Rivan memerintah membuat Namira tidak jadi menghempaskan bokongnya di kursi. “Baik, Pak.” Namira tahu kalau dia sedang mendapat pelampiasan kekesalan Rivan karena tidak berhasil melecehkannya kemarin malam. “Silahkan kopinya, Pak …,” kata Namira seraya menyimpan cangkir kopi di meja Rivan. “Fotocopy berkas ini masing-masing lima lembar.” Rivan memberikan perintah selanjutnya. “Baik, Pak …,” kata Namira tanpa membantah yang penting dia selamat dari tindak pelecehan yang dilakukan Rivan. Namira rela meski harus melakukan tugas OB. Keempat orang lainn