“Jangan nangis donk, sayang.” Archio bangkit dari kursinya, berpindah ke samping Venus. Archio merangkul pundak Venus lalu memeluknya dengan memberikan beberapa kali kecupan di puncak kepala. “Mas enggak tahu betapa tersiksanya aku karena merindukan Mas Archi … aku cuma bisa nangis sambil meluk diri aku sendiri karena enggak mau jadi pelakor yang menghancurkan rumah tangga Mas Archi … aku pikir Mas Archi memperbaiki hubungan sama Wulan dan aku enggak akan pernah bisa bersama Mas Archi … sampai aku udah berada di titik mengikhlaskan Mas Archi lalu Mas Archi datang.” Venus mengatakannya disela isak tangis. “Iya … dan sekarang kita ‘kan udah menikah … enggak ada lagi yang akan memisahkan kita.” Archio membisikkan kalimat penenang. “Mas ….” Venus menjauhkan tubuhnya dari Archio. “Kenapa