Kaki abah dan ambu membeku di ambang pintu saat melewati sebuah kamar yang ternyata adalah kamar Wulan. Tadinya mereka bermaksud turun untuk sarapan pagi karena akan ke rumah sakit menjenguk Venus lagi. Dan apa yang abah dan ambu lihat sungguh membuat hati mereka sedih. Wulan terbaring lemah di atas ranjang dengan selang oksigen di hidungnya. Kepalanya ternyata botak, selama ini dia memakai rambut palsu. “Bu … Pak, permisi.” Perawat Wulan berbisik agar mereka tidak terkejut. “Saya mau memandikan bu Wulan.” Dia berujar kembali. “Oh ya silahkan.” Ambu mundur diikuti abah. Mereka berdua akhirnya melanjutkan langkah ke lantai satu di mana ibu sudah menunggu dan mempersilahkan mereka untuk sarapan di ruang makan yang berada di area taman. Jadi ada sebuah meja panjang dengan banyak kurs