“Bu, makan siang dulu … ibu belum makan.” Natalia mengingatkan. Ibu mengangguk-anggukan kepalanya. Beliau menghentikan aktifitas mengawasi para karyawan kemudian pergi ke ruangannya. Ibu baru datang setelah mengurus pesta ngunduh mantu Archio yang akan diselenggarakan dua minggu lagi. Waktu tidak terasa cepat sekali berlalu sedangkan ibu merasa persiapan masih lima puluh persen. “Bu, ‘kan sudah dipercayakan sama WO … kenapa Ibu masih repot sih?” Natalia meletakan air teh hangat di depan ibu yang mulai menyantap makan siangnya. “Ibu ingin sempurna saja, Nat … Ibu juga minta pendapat Venus tapi Venus selalu bilang terserah Ibu … Ibu ‘kan jadi bingung.” Natalia tertawa mendengar keluhan Ibu. “Punya menantu baik, sering mengalah, enggak keras kepala … Ibu malah mengeluh, dulu punya me