Begitu tiba di rumah, dia melihat mobil Wulan sudah terparkir.
Istrinya juga pasti sudah tidur karena jam yang tergantung di dinding ruang tamu menunjukkan pukul sebelas malam.
Tapi begitu naik ke kamarnya di lantai dua, dia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
Seperti ada orang yang baru mandi.
Dan benar saja, setelah beberapa saat Archio menunggu di depan pintu kamar mandi sambil membuka kancing kemejanya, Wulan keluar dengan hanya melilitkan handuk di tubuh.
“Kenapa mandi malem-malem?” Archio bertanya dengan kening mengkerut dalam.
“Gerah, tadi aku habis Yoga sama Luna.”
“Oooh ….” Archio bergumam.
Dia mengenal Luna yang merupakan salah satu sahabat Wulan.
Ketika Wulan melewatinya, Archio malah menarik pinggang Wulan, melingkarkan tangan di perut wanita itu, memeluk dari belakang.
Seharusnya Archio marah karena mengetahui perselingkuhan Wulan.
Dia juga sudah memutuskan untuk bercerai dengan Wulan tapi lagi-lagi semua itu harus dia redam demi ibu.
Archio pun masih mencintai Wulan, setiap sakit itu datang, setiap marah itu muncul—Archio terus mengingat alasan-alasan kenapa dia menikahi Wulan.
Dia mengingat bagaimana bahagianya mereka dulu karena saling mencintai.
Selain itu, Archio juga sudah berjanji kepada kedua orang tua Wulan untuk selalu menjaganya.
Wulan sudah tidak memiliki orang tua dan keluarga, dia sebatang kara di dunia ini.
Jika Archio menceraikan Wulan, ke mana istrinya akan pergi?
Siapa yang akan menjaga dan merawat Wulan?
“Archi, aku mau pakai baju.” Wulan berusaha melepaskan diri.
“Aku kangen,” bisik Archio lantas menyerukan wajah di leher Wulan dan mulai memberikan banyak kecupan ringan di sana.
Tangan Archi pun bergerak meremat dan mengusap.
Wulan tidak memprotes tapi juga tidak membalas setiap sentuhan Archio, hanya diam membiarkan Archio yang memimpin dan mendominasi.
Archio membawa Wulan ke ranjang mereka, dia melanjutkan menanggalkan pakaiannya sementara Wulan sudah bugil, handuknya luruh dalam perjalanan ke ranjang tadi.
Wulan duduk di tepi ranjang dan Archio berdiri di depannya.
Setelah menanggalkan seluruh pakaian, Archio mendorong pelan tubuh Wulan namun sang istri menahan kedua tangannya.
Wulan meremat milik Archio yang menggantung, mengusap pelan sebelum memasukannya ke dalam mulut.
Archio mengerang saat miliknya di hisap oleh Wulan.
Sudah dua minggu mereka tidak bercinta, hasrat Archio langsung naik ke ubun-ubun dia benar-benar melupakan pengkhianatan Wulan.
Sengaja Wulan melakukan cara itu agar Archio cepat berhasrat sehingga dia tidak perlu lama menunggu suaminya o*****e.
Archio menjauhkan kepala Wulan, membungkuk untuk mencium bibir Wulan sembari meremat dadanya.
Pria itu naik ke atas Wulan yang kini dalam posisi berbaring di atas ranjang dengan kedua paha yang dia buka selebar mungkin.
Wulan kooperatif sekali agar urusan ini segera selesai.
Archio mulai melakukan penetrasi, dia menghentak bersama hasrat yang begitu besar.
Tidak lama terdengar desahan panjang Wulan yang menandakan wanita itu telah sampai.
Archio percaya, padahal sesungguhnya Wulan sedang berpura-pura agar Archio tidak menahan-nahan dan segara menuntaskan semuanya.
Tidak lama Archio merasakan gelombang kenikmatan menggulungnya, tapi entah kenapa rasanya lain.
Seperti nanggung tidak senikmat biasanya.
Dia bergulir ke samping setelah memuntahkan benihnya di rahim Wulan.
Wulan menggunakan KB, dia tidak akan bisa hamil baik itu anak Archio maupun Altezza.
Jadi dia santai-santai saja.
Archio memeluk Wulan, mengecup pelipisnya dalam.
Tapi perlu diingatkan kembali kalau Wulan sedang tergila-gila oleh Altezza.
Setampan, mapan, atau sebaik dan seromantis apapun Archio bila hatinya sudah jatuh pada Altezza maka Wulan akan menganggap Altezza lebih dari siapapun di muka bumi ini.
Mungkin benar pendapat orang pintar yang mengatakan bahwa pria berselingkuh menggunakan hasratnya tapi jika wanita yang berselingkuh menggunakan hatinya.
“Udah ya, aku mau pake baju … kamu juga mandi, besok lagi ya.”
Perlahan Wulan melepaskan diri dari Archio yang masih mencoba menetralkan detak jantung.
Dia tampak kelelahan sedangkan Wulan terlihat biasa saja.
Wulan sudah tidak merasa ada debaran lagi ketika mencium Archio bahkan sepanjang sesi bercinta dengan Archio—dia tidak merasa berhasrat sedikit pun.
Dia juga tidak mendapat pelepasan.
Wulan bersedia melayani Archio hanya untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang istri atas permintaan pria itu.
Bila Archio tidak meminta dia sangat senang sekali karena tidak perlu berpura-pura.
Archio tidak bersuara, netranya mengamati Wulan yang sedang memakai pakaian.
Hatinya kembali berdenyut ngilu karena tiba-tiba membayangkan hubungan mereka di masa lalu yang hangat dan penuh gairah.
Tidak ada detik terlewati tanpa b******u, mereka akan bercinta dengan sangat luar biasa lalu berpelukan setelahnya.
Hanya memberi jeda sebentar dan mereka akan kembali bercinta.
Archio bangkit dari atas ranjang, berjalan masuk ke dalam kamar mandi lalu mengguyur tubuhnya dengan air dingin.
Dia seperti pria bodoh, sudah tahu dikhianati tapi masih saja mengemis cinta.
Semenjak pulang dari Jakarta dan memergoki perselingkuhan Wulan, justru Archio mengurungkan niat menceraikan istrinya.
Dia memutuskan untuk berusaha memperbaiki apa yang sudah rusak.
Archio sedang berusaha mempertahankan rumah tangganya.