Mereka meninggalkan kantor polisi, amarah Aland juga mulai sedikit mereda. Zaya sejak tadi mengekor di belakang, tidak berkata sepatah kata pun. "Aku tidak mengerti sama sikapnya, Aland. Kadang-kadang berubah jadi dingin, dan terkadang sikapnya sangat peduli melebihi apapun. Apa yang kau pikirkan sebenarnya, Aland?" Zaya menghentikan langkahnya menatap punggung Aland yang semakin menjauh. Menatapnya dari jarak yang jauh mungkin adalah hal yang tepat, karena biasanya Aland akan cuek saja bila ditatap. Aland yang menyadari mulai tidak ada langkah kaki yang mengikutinya sejak tadi, pun menoleh. "Apa kau tak ingin pulang?" tanya Aland setengah berteriak. Zaya tersentak dan tersadar kembali, buru-buru dia menyusul. "Gadis itu, aneh sekali," gumam Aland geram. Di dalam mobil, kembali