Mendadak ayunan tangan mereka terhenti begitu melihat Aland, mereka mundur hingga beberapa langkah ke belakang dengan tubuh yang bergetar. Zaya masih dengan mata terpejam, masih menunggu dirinya diserang. Tiba-tiba dia menyebut nama Aland. "Aland, tolong aku," lirih Zaya dengan suara yang rendah. "Aku di sini," ucap Aland memeluk Zaya, meskipun dalam keadaan tubuh istrinya yang basah. Zaya mendongak ke atas, mendapati wajah Aland yang memerah. Kemudian Aland berpaling menatap gadis-gadis itu. "Berani sekali kalian mempermalukan istriku di depan umum!" teriak Aland. Membuat mereka semua gentar. "Dan kalian." Aland memutar dirinya menghadap orang-orang yang hanya menonton. "Apa yang kalian lihat dan saksikan? Tidakkah kalian malu dan merasa kasihan? Bagaimana jika kalian yang berada