Bersama Nathan, Bianca mampu melupakan dunianya yang kacau dipenuhi permasalahan pelik. Laki-laki yang berhasil menaklukkan ego dan benteng besar di hatinya itu, selalu punya cara tersendiri untuk menghanyutkan Bianca dalam gelora cinta membara. Sentuhan-sentuhan lembut yang Nathan berikan, bagaikan sengatan kenikmatan yang membuat Bianca benar-benar tak ingin mengakhiri setiap detik kebersamaan mereka. Bahkan seandainya telepon sialan itu tidak berdering nyaring memekakkan telinga, Bianca mungkin akan semakin dalam terlena oleh belaian lembut bibir Nathan. "Mama," lirihnya pada Nathan ketika ia melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja. Meski kecewa karena ciumannya berakhir di saat ia hasrat telah memuncak memenuhi ubun-ubunnya, tapi Nathan tetap memberikan senyum penuh pengertian