Bianca memandangi sepanjang jalan yang dilewati, ketika tak ada lagi pemukiman penduduk yang terpantau oleh pandangannya. Jalanan yang kini dilalui lebih banyak ditumbuhi ilalang lir setinggi pohon jagung. Merasa perjalanan sudah cukup memakan waktu dan juga tempat yang mulai terasa asing, Bianca jelas kelabakan. Sontak ia menoleh pada Nathan, menatap sengit laki-laki yang tampak tenang mengendarai mobil sport warna hitamnya yang mengkilap. Indah nan elegan. "Ke mana kau akan membawaku?" sergah Bianca, matanya mendelik nyaris loncat dari tempatnya. "Ke tempat yang kamu mau," jawab Nathan, santai dan tenang, setenang semilir angin yang masuk lewat kaca jendela yang sengaja ia buka. "Apa?" Yang benar saja! Bianca merasa dirinya tidak minta dibawa ke tempat asing seperti ini. Tempat yang t