AMAZING LOVE LIKE JEWEL CHANGI - 04

1585 Kata
ALLJC.04 JEWEL CHANGI MEMILIKI CERITA ALLURA GIBSON Setelah bersantai di sore hari di café yang ada di kawasan Orchard Road, aku dan Felix Liam pun pergi bersama menuju Jewel Changi yang ada di Changi Airport menggunakan mobil. Felix Liam mengendarai mobilnya dengan tenang, sedangkan aku duduk di sampingnya. Aku merasa senang jika sore hari hingga malam ini bisa menikmati waktu bersamanya. Dan aku juga merasa senang jika bisa selalu dekat dengannya.  Ia sosok pria yang baik, pintar, tenang dan humble yang sudah lama aku kenal. Jika aku bukanlah seorang wanita, mungkin aku sudah lebih dulu menyatakan perasaanku kepadanya. Tapi aku adalah seorang wanita yang harus menjaga reputasiku, jadi aku harus memendam rasa yang ada di dalam hatiku. Mungkin aku harus memiliki segudang kesabaran agar bisa selalu menunggunya untuk mengungkapkan perasaanya terhadapku. Butuh waktu sekitar 20 menit perjalanan dari pusat kota menuju Changi Airport. Karena Jewel Changi terhubung dengan area kedatangan Terminal 1 di lantai 1 Changi Airport, Felix Liam mengendarai mobil pribadinya melalui jalan tol East Coast Parkway Expressway (ECP) dan memarkirkan mobilnya di parkiran yang telah tersedia. Kemudian kami berjalan bersama memasuki Arrival Hall yang ada di Terminal 1 dan mengikuti petunjuk yang tersedia menuju Jewel. Mall yang terkoneksi dengan terminal-terminal yang ada di Changi Airport ini memiliki design yang futuristic, berbentuk kubah kaca raksasa. Jewel bisa menjadi tempat dimana para penumpang pesawat bisa menghabiskan waktunya untuk menunggu transit, atau bisa dijadikan sebagai destinasi wisata yang dibuka untuk umum. Selain melihat secara langsung, pengunjung juga bisa menikmati panorama Jewel Changi Airport dari ketinggian dengan menaiki Skytrain dari Terminal 3 (Transit Area Station B) dan Terminal 2 (Transit Area Station E). Setelah beberapa menit bersama Felix Liam dari Arrivall Hall menuju Jewel dengan menaiki lift dan berjalan kaki, akhirnya kami sampai di Jewel. Aku merasa sangat takjub saat pertama kali melihat panorama yang ada di depan mata. Dengan wajah terkesima aku pun bersuara, “Wow…” Felix Liam yang berjalan di sampingku pun tersenyum dan berkata, “Welcome to Jewel, Allura.” “Felix, kenapa tidak dari awal kamu mengajakku kemari? Ini benar-benar sangat menakjubkan.” “Aku baru memiliki waktu luang untuk mengajakmu kemari. Untuk menikmati pemandangan yang menakjubkan dengan orang yang special sepertimu, aku harus mencari waktu yang pas agar bisa lebih lama bersama.” Mendengar ucapan Felix Liam membuatku gugup namun hatiku menghangat. Bahkan aku menaruh harapan bahwa ia akan mengungkapkan perasaannya kepadaku malam ini. Untuk menutupi rasa gugupku, aku pun menarik Felix Liam untuk kembali berjalan sembari berkata, “Ayo kita lihat bersama-sama. Aku sudah tidak sabar untuk melihatnya dari dekat.” Aku kembali berjalan bersama dengan Felix Liam. Kami berjalan bersama sambil bergandengan tangan seperti sepasang kekasih meski sebenarnya status kami saat ini adalah teman. Tapi aku tidak mempedulikan hal itu. Saat ini yang terpenting bagiku bisa melihat Jewel dan menghabiskan waktu lebih lama dengan orang yang aku sukai, yaitu Felix Liam. Di dalam Jewel, aku melihat suasana yang terkesan modern berpadu dengan kearifan local dari Singapore. Ada sensasi berbeda yang aku rasakan saat berada di sini. Dan hal yang paling mencuri perhatianku dan para pengunjung lainnya adalah air terjun yang ada di tengah-tengah Jewel ini. Sebuah air terjun dalam ruangan dengan ketinggian 40 meter yang menjulang di 5 lantai keseluruhan Jewel ini. Yang diberi nama HSBC Rain Vortex.  Aku dan Felix Liam berjalan bersama menikmati pemandangan yang seperti di dunia avatar. Kami menuruni satu-persatu anak tangga yang seperti jalur trekking di hutan yang mengelilingi air terjun. Shiseido Forest Valley yang kami lewati ini memiliki ketinggian setara dengan 5 lantai yang dapat terhubung ke setiap lantai mall. Dan suara alam yang di perdengarkan dari speaker-speaker yang ada membuat kami para pengunjung seperti benar-benar sedang berada di hutan. Saat berada di sini, aku seperti sedang berada di dalam hutan rindang yang memiliki ribuan tanaman asli. Dari info yang aku dapat, pohon yang tumbuh di dalam Jewel berasal dari 120 spesies yang berbeda dari berbagai Negara. Dan tentunya ada bunga anggrek khas Singapore di dalam bangunan ini. Terlepas dari tanaman yang tumbuh subur dan sehat di dalam Jewel ini, keindahan mereka semakin sempurna dengan adanya air terjun yang sangat megah di tengah-tengah bangunan. Setelah menuruni jalur trekking layaknya di hutan yang sebenarnya, akhirnya kami pun sampai tepat di depan Jewel HSBC Rain Fortex yang menjadi titik center dari keindahan Jewel. Terdengar suara gemuruh air terjun yang memenuhi Jewel. Kami melihat air dari langit-langit kaca kemudian langsung jatuh ke dalam platform seperti corong. Membuat siapa yang melihatnya pun merasa takjub dan bertanya-tanya kemana aliran air yang besar itu pergi. Dengan wajah lugu aku pun bertanya pada Felix Liam yang dari tadi selalu berada di sampingku. “Felix, kemana air terjun ini mengalir?” “Air terjun akan langsung tembus ke basement. Yang paling uniknya, jika kita sedang berada di lantai 1 sampai 5 Jewel Changi Airport, kita akan mendengar suara gemuruh air terjun. Tapi saat kita berada di basement 1 dan 2, suara gemuruh air terjun tidak terdengar lagi meski kita masih bisa melihat air terjunnya.” Aku menganggukkan kepala memahami ucapan Falix Liam, lalu kembali menikmati pemandangan yang menakjubkan di depan mata. Baru saja beberapa menit melihat air terjun ini, aku pun merasa kedinginan. Tidak hanya karena dinginnya AC mall, tapi juga karena embun yang di hasilkan oleh air terjun ini mengenai tubuhku. Untuk menghangatkan tubuhku sendiri, aku pun melipat kedua tanganku di d**a agar merasa sedikit hangat. “Allura, apa kamu kedinginan?” Felix Liam yang melihatku kedinginan bertanya. Aku menoleh padanya sambil mengangguk. Dengan segera Felix Liam membuka jasnya dan memasangkannya di tubuhku. “Pakai ini, nanti kamu bisa masuk angin.” “Terima kasih.” Aku tersenyum padanya dan kembali menatap ke depan. Kami terdiam cukup lama sambil menatap ke depan melihat air terjun yang turun begitu deras. Dan tidak lama kemudian aku kembali bersuara, “Felix…” “Ya…” “Kenapa kamu sangat baik padaku? Kamu juga mau mengantar dan menemaniku kemanapun aku pergi di saat kamu memiliki waktu luang.” “Apa pertanyaanmu itu harus aku jawab?” Felix Liam bertanya padaku sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya dan menjawab, “Tentu saja. Aku ingin tahu jawabannya.” “Apa kamu ingin jawaban jujur?” “Tentu saja aku ingin jawaban jujur.” Felix Liam kembali menatap ke depan dan menjawab tanpa menoleh padaku, “Karena aku menyukaimu.” Seketika aku tersentak mendengar jawaban Felix Liam yang begitu gentle. Ternyata harapanku tadi terwujud dengan penyataan perasaan dari Felix Liam terhadapku. Namun melihatnya menjawab dengan wajah datar tanpa menoleh padaku membuatku ragu. Pernyataannya terlihat abu-abu. Dengan gugup aku pun bersuara, “Felix, apa kamu…” Belum selesai aku bicara, Felix Liam yang telah menatapku memotong pembicaraanku. “Apa kamu merasa senang mendengar jawaban jujur dariku?” “Tentu saja aku senang. Aku senang karena ada pria yang menyukaiku.” Felix Liam memutar tubuhnya menghadapku. Kemudian ia meraih tanganku dan menggenggamnya sembari bertanya, “Apa kamu memiliki perasaan yang sama denganku?” “Te-tentu saja. A-aku memiliki perasaan yang sama denganmu.” Aku menjawab dengan gugup. Melihat tatapan mata Felix Liam yang menatapku dalam sambil menggenggam tanganku membuatku sangat gugup. Jantungku yang dari tadi berdegup kencang selama bersamanya, kini seperti hendak meledak. Hatiku benar-benar sangat bahagia dan berbunga-bunga. “Tapi…” Felix Liam kembali berkata dengan menundukkan wajah seolah sedang ragu. “Tapi apa?” “Tapi… Aku tidak ingin berpacaran denganmu Allura.” Seketika jantungku serasa berhenti berdetak dan darahku pun serasa berhenti mengalir. Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Aku yang awalnya merasa sangat bahagia karena Felix Liam menyatakan perasaannya terhadapku, tiba-tiba merasa kecewa mendengar kelanjutan ucapannya yang baru saja ia ucapkan. Wajahku langsung memperlihatkan ekspresi rasa kecewa sambil menarik kembali tanganku dari tangannya dengan kasar. Saat ini aku merasa sedang di permainkan olehnya. Melihat rasa kecewa dari wajahku, Felix Liam pun tertawa. Ia kembali menarik tanganku yang sedang cemberut dan bertanya, “Kenapa kamu cemberut seperti itu?” “Tidak apa-apa.” “Kamu belum mendengar ucapanku hingga selesai, tapi sudah ingin marah.” Felix Liam tersenyum lebar sambil menggenggam tanganku semakin erat dan kembali berkata, “Allura, aku tidak ingin berpacaran denganmu karna nanti aku ingin langsung melamarmu. Beberapa hari lagi aku akan melakukan perjalan bisnis dengan kakakmu, Armand. Sepulang dari perjalan bisnis, aku akan melamarmu secara resmi.” “Felix, tapi… Bagaimana dengan kakakku dan keluargaku?” “Aku berharap keluargamu mau menerimaku. Dan kakakmu Armand juga sudah mengetahui perasaanku terhadapmu.” “Lalu bagaimana tanggapannya?” Aku bertanya dengan perasaan cemas. Aku sangat tahu bagaimana sifat kakakku. Ia sangat protective padaku, sehingga aku merasa sedikit cemas jika ia tidak menyukai Felix Liam yang dekat denganku. Felix Liam tersenyum, “Ia menyetujuinya. Dengan syarat aku tidak akan menyakiti dan mengecewakanmu. Apa kamu mau menungguku, Allura?” “Ya, aku mau.” Aku mengangguk sambil tersenyum dengan perasaan bahagia. Felix Liam yang sedang menggenggam tanganku, kini menarikku ke dalam pelukannya. Ia memelukku sembari berkata, “Aku pergi hanya beberapa hari. Jadi aku harap kamu mau menungguku beberapa hari ini. AKu akan segera melamarmu.” Saat Felix Liam memulukku, suasana sekitar HSBC Rain Vortex dan Shiseido Forest Valley berubah menjadi gelap. Namun air tejun yang ada di tengah-tengah yang tadinya hanya berwarna bening layaknya air putih biasa, kini telah berubah warna. Sebuah lembaran air menjadi layar yang menjadi tempat pertunjukan cahaya dan suara. Pertunjukan cahaya laser dan hologram itu menampilkan gambar-gambar yang spektakuler diiringi dengan music yang mengalun indah. Menambah suasana romantic yang aku rasakan saat berada dalam pelukan Felix Liam. Jewel Changi memiliki cerita tersendiri malam ini. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN