Baru saja Fira membuka pintu kantor, Edwin sudah menyambutnya dan langsung memeluknya. Fira menangis dalam pelukan Edwin dengan perasaan bercampur aduk. Ngeri dan takut dia rasakan mengingat kejadian di kantor Nia, di mana dia harus bersembunyi untuk menghindari Imelda. “Aku takut, Ed.” “Nggak usah takut.” “Aku nggak mau begini.” “Sabarlah. Ini nggak lama, Fira.” Fira memeluk Edwin cukup lama, sampai dia benar-benar tenang. Edwin mengecup dahi Fira sebentar, lalu mengajaknya duduk di sofa berduaan. “Di mana kamu sembunyi?” tanya Edwin tersenyum hangat. Dia mengerti ketakutan dan kekhawatiran Fira. “Di balik lemari arsip, untung bu Imelda tidak memeriksa sampa di sana.” “Memangnya dia memeriksa kantor Nia?” Fira menggeleng. “Nggak.” Edwin duduk mendekati Fira, sampai beradu paha,

