Dani tidak bisa menahan tawa di sepanjang perjalanan kembali ke apartemen, mengingat kejadian barusan ketika berada di ruang konsultasi beberapa waktu lalu. Dokter itu menyangka dirinya adalah suami Fira, sesuatu yang di luar prediksinya. “Bulan depan aku datang sendiri saja,” rutuk Fira yang cemberut sejak ke luar dari ruang konsultasi. “Nanti kamu ditanya, kenapa suaminya nggak datang, Bu?” “Atau pindah dokter.” “Bisa. Kita cari dokter lain, yang penting dekat-dekat sini. Biar kamu nggak perlu repot-repot pergi jauh.” Fira mendengus kesal, merasa terus ditertawakan. “Nggak perlu antar aku ke atas, Dan. Aku bisa ke atas sendiri,” ujar Fira saat mobil yang dikendarai Dani sudah parkir di dekat lobi apartemen. Dani juga hampir melepas sabuk pengaman berniat membantu membukakan pintu u

