“Nggak begitu maksudnya,” kilah Edwin. Mereka bertiga sudah berada di dalam kantor yang pagi dalam keadaan sangat bersih dan segar. “Tapi aku mau bekerja lagi, Ed.” Edwin tertawa kecil, mengangkat tubuh Liam dari stroler dan menggendongnya. Anak bayi gendut itu tidak rewel sama sekali diajak jalan pagi ini dan sikapnya yang sangat menyenangkan. “Aku bingung kamu mau bekerja di bagian mana?” ujar Edwin bertanya. “Hm….” Fira mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang kerja Edwin. “Asisten pribadi dengan gaji fantastis barangkali.” “Haha.” Edwin tertawa terbahak-bahak, dan lucunya Liam ikut tertawa menirunya, sehingga Fira juga ikut tertawa. “Istri sekaligus asisten pribadi,” gumam Edwin sembari menatap tubuh Fira, tawanya mulai reda. “Ya, akan aku adakan lowongan itu. Seumur hi

