Edwin tahu Fira tidak akan mau menceritakan tentang kejadian siang tadi di kantin depan gedung kantornya. Salah satu penjaga keamanan Fira melapor kepadanya bahwa Fira terlibat dalam perselisihan kecil dengan Arman saat makan siang. “Arman datang menemuimu siang tadi?” tanya Edwin ketika Fira memijat kecil kepalanya setelah mandi bersama. Edwin mengeluh agak pusing dan lelah karena hampir seharian mengikuti rapat penting di kantor. “Ya.” Edwin memejamkan matanya, menikmati sentuhan jari-jari ramping mungil Fira di kepalanya. “Kenapa kamu nggak cerita kepadaku?” “Nggak penting untuk diceritakan—“ “Penting sekali, Sweety. Kamu nggak aman.” Fira menelan ludahnya, wajahnya murung mengingat Arman mendatanginya dan memaksa menarik tangannya, ingin bicara dengannya. “Kamu sudah putus dari

