Baru sampai di kamar hotel di pusat kota London, Edwin dan Fira langsung berpelukan dan berciuman hebat. Fira tertawa lepas karena jari-jari tangan Edwin menggelitik pinggangnya. Selama di pesawat, Edwin hanya bisa merasakan jari jemari Fira meremas lembut miliknya dan memijatnya sampai puas. Sekarang dia sudah berada di dalam kamar mewah, dan sudah tidak sanggup menahan gairah yang bergejolak dalam tubuh. “Hmmm … ah, haha, Edwin. Kamu benar-benar seperti lepas dari penjara.” “Tapi aku bukan narapidana.” “Mana napiku? Ha? Mana? Hahaha?” Fira bisa saja membuat Edwin tergelak dengan istilah-istilah konyol, terutama saat bercinta. Edwin yang gemas, menarik-narik pakaian Fira yang berlapis-lapis karena hawa dingin dari luar hotel. Mulutnya aktif melumat bibir Fira, dan Fira juga aktif mer

