Lumina menatap elevator yang merayap naik ke atas.
Lumina menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu kamar hotel. Sebelum jari tangannya menyentuh permukaan kayu, pintu terbuka dengan cepat, dan sebuah tangan yang kuat menariknya masuk lalu menutup pintunya.
"Kau terlalu lama," gumam Jadynn, suaranya serak dan penuh hasrat.
Sebelum Lumina sempat menjawab, bibir Jadynn menyergapnya dengan liar, menggigit, menguasai, seolah ingin menegaskan bahwa sekarang, mereka benar-benar bebas.
Tidak ada salam. Tidak ada basa-basi. Hanya sentuhan yang membakar, gigitan yang menyakitkan tapi nikmat, dan desahan-desahan pendek yang membuat seluruh tubuh Lumina bergetar.
Jadynn mendorong tubuh Lumina ke dinding, tangannya merobek kancing blus sutra itu tanpa ampun.
Lumina hanya bisa te
