Matahari mulai tenggelam, mengecat langit dengan warna jingga dan ungu. Lumina duduk di salah satu sudut Cafe, tempat yang sering dikunjungi orang tua siswa di sekolah Nigel ketika menunggu anaknya pulang sekolah. Tangannya memegang erat cangkir kopi hangat, matanya sesekali melirik ke arah pintu, menunggu seseorang. Tak lama kemudian, bel lonceng berbunyi. Seorang wanita dengan gaun biru nan elegan masuk, matanya langsung menatap Lumina. Annie. "Kau datang," ucap Annie dengan senyum tipis, lalu duduk di hadapan Lumina. Lumina mengangguk. "Apa yang ingin kau bicarakan?" Annie menyilangkan kaki, tangannya dengan perlahan mengetuk-ngetuk meja. "Aku ingin kau terus mengurus Nigel, Lumi. Seperti yang kukatakan tadi." Lumina mengerutkan kening. "Aku sudah bilang—“ Annie mem