Udara di kafe kecil itu terasa segar meskipun sudah menjelang siang. Nigel baru saja mengisi daya ponselnya, dan kini dia mulai menghidupkannya kembali. Tak lama, mata Nigel menangkap sosok wanita paruh baya yang baru saja melangkah masuk. Rambutnya yang pirang berkilau di bawah sinar matahari, senyumnya sedikit angkuh di balik lipstik merahnya yang menyala, dan ada sesuatu yang mengusik nalurinya. "Gaye, itu ibumu?" bisik Nigel sambil menunjuk ke arah wanita itu. Gaye yang sedang asyik menghabiskan croissant-nya langsung menoleh. Matanya membesar, bibirnya mengembangkan senyum. “Mama?" Wanita itu tersenyum lebar, membuka tangannya. "Gaye, sayangku! Akhirnya kita bertemu lagi.” Gaye langsung melompat dari kursinya, hampir menabrak meja di depannya dalam upayanya berlari k