Malam itu, langit dipenuhi bintang-bintang yang berkelap-kelip, seolah mengawasi setiap langkah Lumina. Setelah acara pesta yang melelahkan, dia hanya ingin segera ke Mansion Jadynn. Namun, takdir berkata lain. Suara ban mobilnya yang tiba-tiba kempis membuat jantung Lumina berdegup kencang. Dia menghela napas panjang, memandang sekeliling dengan cemas. Jalan sepi ini tidak ramah, apalagi di malam hari. Dengan terpaksa, dia meminggirkan mobilnya di tepi jalan, lalu mencoba menelepon layanan darurat. Tapi, seperti sudah diatur oleh alam, sinyalnya hilang. "Apa aku harus berjalan?" gumamnya, menggigit bibir bawah. Tiba-tiba, sorot lampu mobil mendekat dari belakang. Sebuah mobil hitam berhenti di sampingnya, dan jendela pengemudi terbuka perlahan. “Butuh bantuan?" Suara