Karynn melangkah keluar dari lobi hotel mewah itu dengan hati berdebar. Matahari pagi baru saja menyingsing, menyiramkan cahaya keemasan yang kontras dengan kegelisahan dalam dirinya. Udara pagi yang seharusnya segar terasa menusuk paru-parunya, seakan membawa beban rahasia yang dia sembunyikan. ‘Hati-hati, Karynn, jangan sampai ada yang melihat,’ bisiknya dalam hati, matanya terus bergerak cepat, memindai setiap sudut. Ayahnya memiliki banyak anak buah di seluruh kota, dan satu kesalahan kecil bisa membuatnya celaka. Jika ayahnya tahu bahwa semalam dia bersama Gareen—apalagi sampai menginap bersamanya—maka semuanya akan kacau. Dengan langkah cepat, Karynn menyusuri trotoar, tangannya erat memegang tas kecilnya. Ia mengenakan kacamata hitam dan syal yang menutupi separuh waja