Nigel dan Gaye kembali ke hotel setelah mengunjungi rumah Annie sekaligus makan malam di sana. Jalanan sepi, hanya diterangi lampu-lampu kota yang samar. Gaye duduk di samping Nigel, tapi ada jarak yang terasa—bukan hanya fisik, tapi juga emosional. Nigel selalu bersikap biasa saja, seperti tak ada yang istimewa antara mereka. Obrolannya ringan, candaannya seperti ditujukan pada seorang teman lama, bukan pada seseorang yang pernah dia tatap dengan penuh arti. Mereka akhirnya sampai di lobi hotel. Lift terbuka, dan tanpa banyak bicara, mereka masuk bersama. "Kau baik-baik saja?" tanya Nigel tiba-tiba, memecah kesunyian. Gaye mengangguk cepat. "Ya, hanya lelah." Nigel tersenyum kecil. “Istirahatlah. Besok kita langsung pulang ke London." Gaye mengangguk sambil tersenyum.