Nathasya mengamati pantulan wajahnya di cermin yang ia pegang. Perban yang membalut luka di pelipisnya masih terpasang rapi. Di pipi kirinya terdapat luka berbentuk goresan yang sudah mulai mengering. Luka itu tampak mencolok dan cukup mengerikan di wajahnya. Nathasya menghela naps dalam seraya meletakkan cermin ke pangkuannya. Ia tak menyangka jika selama ini Bramuda melihat wajah Nathasya yang penuh luka. Belum lagi tubuhnya yang hanya bisa berbaring dan duduk di ranjang. Sungguh memalukan bagi Nathasya. Mungkin sebaiknya Nathasya menyuruh Bramuda untuk tidak sering menungguinya di rumah sakit. Ia malu jika harus bertemu Bramuda dengan wajah seperti ini. Namun, di luar dari wajah dan kondisi mengenaskannya ini, Nathasya merasa sangat senang dengan perhatian yang B