Ray menghampiri Ervan ke kantor lelaki itu. Setelah berbicara dengan sekretaris Ervan di depan dan perempuan itu meneleponnya sang atasan, Ray baru bisa masuk ke ruangan CEO yang ditempati Ervan saat ini. "Lo masih marah sama gue?" tanya Ray yang telah berdiri di depan meja kerja Ervan. "Kata siapa gue marah sama lo?" Ervan terkekeh kecil. "Gue enggak marah, cuma kecewa aja." Benar adanya jika Ervan tidak marah, dia memukul Ray waktu itu karena untuk melampiaskan kekecewaannya. Kecewa karena mulut Ray yang menuduh Livya sembarangan tanpa mengetahui cerita sebenarnya. Dan kenapa lelaki itu tidak bertanya kepadanya. Ervan memang bungkam selama ini karena menghargai Livya, hanya perempuan itu yang berhak berbicara mengenai masa lalunya. Tapi kalau Livya sudah jujur dengan masa lalunya yan