Tania gelisah di ruangannya, ia tidak bisa tenang. Bagaimana mungkin dia membiarkan Tanti mendekam di penjara sedangkan dirinya bebas. Bukankah harusnya dia yang berada di dalam sel tahanan itu? Harusnya dia tidak bersembunyi di balik wajah Reva. Harusnya dia berani menghadapai masalah yang menimpanya. Tania menghempaskan tubuhnya di sofa, air matanya tumpah. Sungguh, dia ingin menjadi dirinya yang dulu walau mesti mendekam dibalik jeruji sebagai konsekuensinya. Tania menguatkan hatinya menemui ayah dan bunda, ia ingin mengatakan keinginannya untuk menghadapai masalahnya bukan melarikan diri dan bersembunyi di balik wajah Reva. Ia lelah terpenjara dalam identitas Reva. Dia tidak tahu seburuk apa hidup di bui dan berapa lama hakim akan menjatuhkannya vonis penjara. Tapi setidaknya ia bisa